Senin, 20 Mei 2013

FITOPLANKTON YANG BERPENGARUH TERHADAP WARNA AIR KOLAM/TAMBAK

Gambar. Kultur Plankton

Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang mengikuti pergerakan air; suatu golongan jasad hidup akuatik berukuran mikroskopik, biasanya berenang atau tersuspensi dalam air, tidak bergerak atau hanya bergerak sedikit untuk melawan atau mengikuti arus. Diperairan plankton dibagi menjadi dua jenis yaitu fitoplankton dan zooplankton.
Fitoplankton adalah organisme dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, mempunyai klorofil dan pigmen di dalam selnya dan mampu untuk menyerap energi radiasi dan CO2 untuk melakukan fotosintesis. Fitoplankton mampu mensintesis bahan-bahan anorganik untuk dirubah menjadi bahan organik. Selain itu, fitoplankton juga dapat mempengaruhi warna diperairan secara umum dan kolam/tambak secara khusus. Adapaun warna air tambak yang disebabkan oleh fitoplankton menurut Adiwidjaya dkk. (2004), yaitu :
a. Warna Hijau Gelap (Cing-Cau)
Warna hijau gelap diperairann mengindikasikan bahwa air didominasi oleh algae hijau dari jenis Chlorella spp kadang-kadang juga ditemukan Dunalilella dan Platymonas, Carteria dan Chlamidomonas. Pada tambak dengan salinitas rendah, Scenedesmus dan Euglena lebih dominan. Warna hijau muda ini merupakan warna favorit karena stabil namun bila kecerahan tinggal 30 cm, banyak laporan kasus penyakit.
b. Warna Hijau Biru (Blue Green Algae)
Warna hijau biru diperairan mencirikan predominansi alage hijau biru dengan meningkatnya suhu air rata-rata dan kelarutan bahan organik di air. Kasus-kasus penyakit cangkang lunak, udang biru daan pertumbuhan lambat mulai sering terjadi pada air berkondisi demikian. Jenis-jenis yang umumnya ditemukan hingga 90 % populasi adalah dari genus Oscillatoria, Phormidum dan Microccoleus. pada air dengan warna ini sering juga ditemukan Lyngbya, Chroococcus, Spirulina, Anabaena dan Synochecytis.
c. Warna Hijau Kuning
Warna hijau kuning diperairan ditimbulkan oleh algae flagellata kuning keemasan dari genus Chlamidomonas, Hymenomonas, Rhodomonas, Chilomonas dan Pavlova dan bercampur dengan flagellata hijau sepeti Dunaliella dan Carteria. Jenis flagellata kuning dipicu pertumbuhannya oleh bahan organik anaerobik di tanah sehingga warna ini dapat menimbulkan hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Pergantian air sangat dianjurkan dan harus diimbangi dengan penambahan jumlah dan opersioanal kincir air.
d. Warna Coklat Tua
Warna  coklat tua pada air tambak merupakan warna yang paling tidak disukai operator tambak karena mengandung Dinoflagellata (Brown Algae). Kondisi ini sering ditemui pada tambak yang telah mencapai masa akhir menjelang panen dengan dasar tambak yang telah banyak mengandung bahan organik dan kesulitan mengganti air. Air di tandon yang terlalu lama, jernih dan tidak ada ikannya juga akan didominasi Dinoflagellata. Jenis-jenis plankton yang tergolong dinoflagellata adalah Alitochdiscus, Prococentrum, Peridinium, Ceratium, Gymnodinium, Gonyaulax, Noctiluca dan kadang kadang ditemukan Chilomonas, Euglena dan Platymonas. Masalah kesehatan sering timbul dengan air yang berwarna coklat tua ini diantaranya, insang merah, insang hitam dan insang bengkak. Beberapa jenis dinoflagellata ini dapat menghasilkan racun casilaxin –PSP- paralytic Shellfish Poisoning atau racun glenodine yang toksik bagi ikan dan kerang. Bila Dinoflagellata sulit diatasi maka udang yang dipelihara akan menderita dengan beberapa ciri-ciri fisik sebagai berikut :
1. Antena pendek dan melingkar;
2. Tutup insang melipat keluar;
3. Ruas-ruas tubuh cekung kurus;
4. Ekor melipat dan tubuh bergelombang
e. Warna Keruh Keputihan
Warna keruh keputihan merupakan salah satu warna yang berbahaya karena menunjukkan fitoplankton yang dikonsumsi zooplankton dan air dipenuhi populasi zoopankton ini. Jenis-jenis yang sering ditemukan adalah:
1. Cilliata :Febria, Frontonia, Nassula dan Trachelocerca
2. Rotifera : Lecane, Synchaeta dan Brachionus
3. Copeoda : Acartia, Tenora dan Centropage
4. Nauplius teritip (Barnacle)
f. Warna Coklat Kemerahan
Warna coklat kemerahan di tambak biasanya didominasi oleh diatom dari genus Chaetoceros, Nitzchia, Cyclotella, Synedra, Acanthes, Ampora dan Euglena. Warna ini biasanya membuat panik pengelola tambak karena tidak dilihat di bawah mikroskop sehingga cenderung berusaha mengganti air (hal yang tidak perlu). Hanya jenis diatom Biddulphia yang berpotensi membuat udang stress bila populasinya terlalu tinggi.

Daftar pustaka: 
Adiwidjaya, D. dkk. 2004. Budidaya Udang Vaname (Litopenaeus vanamei) Intensif Sistem Tertutup yang Ramah Lingkungan. Jepara : BBAP Jepara.
BACA SELENGKAPNYA »»  

Sabtu, 11 Mei 2013

KADAR LARUTAN

Sumber: http://mayang00.files.wordpress.com

Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih. Larutan bisa mengandung dua komponen atau lebih yang disebut zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent). Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi larutan.
·      Larutan volumetri
Molalitas, diberi simbol m, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam 1 kg pelarut.
Molaritas, diberi simbol M, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 liter.
Normalitas, diberi simbol N, adalah jumlah bobot ekuivalen zat yang dilarutkan dalam pelarut hingga volume 1 liter.

·      Persen (%)
Persen bobot per bobot (b/b) menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran.
Persen bobot per volume (b/v) menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan, sebagai pelarut digunakan air atau pelarut lain.
Persen volume per volume (v/v) menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan.
Catatan : pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut untuk campuran padat atau setengah padat, yang dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu zat padat dalam cairan yang dimaksud adalah b/v, untuk larutan cairan di dalam cairan yang dimaksud adalah v/v dan untuk larutan gas dalam cairan yang dimaksud adalah b/v.

Sumber : Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
BACA SELENGKAPNYA »»  

Rabu, 01 Mei 2013

CARA AKLIMATISASI ATAU TEBAR UDANG (BENUR)

Aklimatisasi adalah proses adaptasi ikan terhadap lingkungan pemeliharaan yang baru maupun perubahan lingkungan; penyesuaian fisiologis terhadap perubahan salah satu faktor lingkungan. Aklimatisasi merupakan proses adaptasi yang harus dilakukan oleh semua makhluk hidup tidak terkecuali dalam dunia perikanan yaitu ikan dan udang ada lingkungan yang baru. Proses aklimatisasi membutuhkan waktu minimal sekitar 30 menit tergantung dari jenis ikan atau udang, semakin lama waktu aklimatisasi maka semakin baik proses adaptasi ikan atau udang tersebut. Faktor yang berpengaruh terhadap aklimatisasi yaitu parameter kualitas air terutama nilai pH dan salinitas untuk benur. Berikut adalah cara aklimatisasi pada udang (benur), yaitu :
 Gambar 1. Transportasi Pengangkutan Benur
 Gambar 2. Packing Benur 
 Gambar 3. Pengangkutan Benur ke Tambak
 Gambar 4. Isi Packingan Benur
Gambar 5. Pengecekan Kualitas Benur
 
 Gambar 6. Aklimatisasi Suhu (Minimal 15 menit)
 
 Gambar 7. Aklimatisasi Salinitas, pH dll (Minimal 15 menit)
 Gambar 8. Benur telah ditebar
BACA SELENGKAPNYA »»