Gambar. Hematologi Ikan
Sumber : http://www.microscopy-uk.org.uk
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah, organ-organ pembentuk
darah dan penyakit darah baik pada manusia dan binatang mammalia.
Pada ikan,
penelitian tentang profil darah lebih banyak dikaitkan dengan timbulnya sistem
kekebalan tubuh karena adanya suatu perlakuan seperti pemberian hormon dan immunostimulan.
Di Karantina Ikan sendiri, penggunaan hematologi sebagai metoda diagnosa
penyakit ikan belum banyak digunakan walaupun sudah direkomendasikan oleh Dr.
MB. Malole pada tahun 2006 dalam standar diagnosa penyakit ikan golongan virus.
Pemeriksaan
profil darah pada ikan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana, mudah dan
relatif murah bila dibandingkan dengan metoda lain yang memerlukan sarana mahal
seperti immunohistopatologi dan PCR. Bila metoda ini dapat dikembangkan sebagai
metoda diagnosa penyakit ikan, tentunya akan sangat bermanfaat bagi UPT-UPT
yang masih kekurangan sarana serta para petugas karantina ikan yang bekerja di
wilayah-wilayah kerja yang minim fasilitas.
Permasalahannya
adalah bahwa sampai saat ini penelitian tentang hematologi sebagai metoda
diagnosa penyakit ikan belum banyak dikembangkan, sehingga kita belum dapat
mengetahui seperti apa sebenarnya profil darah pada ikan yang terserang
patogen. Untuk dapat mengetahui profil darah pada ikan yang terserang patogen,
maka hal pertama yang harus kita ketahui adalah profil darah pada ikan normal.
Namun sampai sejauh ini sayangnya negara kita belum memiliki data dasar profil
darah pada ikan jenis apapun. Menurut Cho, B.Y (dalam Anonim, 2006) jumlah sel darah
merah pada ikan normal adalah 1,05-3 juta sel/mm3 dan jumlah sel darah putih
adalah 15.000-300.000 sel/mm3. Sedang menurut Anonim (2008) jumlah
sel darah sangat bervariasi tergantung species dan kondisi kesehatan ikan dalam
species tersebut.
Pada ikan-ikan
musim empat seperti rainbouw trout jumlah sel darah merah berkisar antara 0,77
hingga 1,58 x 106 sel/mm3 dan jumlah sel darah putih
antara 7,8-20,9 x 106 sel/mm3, dengan komposisi sel darah
merah dan sel darah putih pada ikan normal antara 96-98% : 2-3,5%. Pemeriksaan
profil darah untuk mengetahui serangan patogen dimungkinkan karena menurut
Malole (2006) walaupun ikan adalah vertebrata yang paling primitif tetapi
memiliki sistem immun untuk melindungi diri terhadap infeksi. Ikan-ikan yang
hidup di lingkungan hangat (warm environment) membutuhkan respons immun
yang sangat sempurna karena semua agen patogen pada ikan yaitu partikel virus, bakteri,
fungi, toxin dan parasit mengandung antigen. Sedangkan menurut Wuryastuti
(1998), pemeriksaan darah pada ikan merupakan salah satu prosedur yang dapat
mempunyai arti penting terutama dalam meyakinkan diagnosis dan membantu
prognosis.
Peningkatan
kekebalan tubuh pada ikan sehat yang berpotensi karier maupun ikan terinfeksi virus
dapat dilakukan melalui pemeriksaan jumlah sel darah dan differensiasi
Leukosit. Lagi menurut Malole (2006) ikan yang mengalami serangan penyakit akan
meningkatkan kekebalan tubuhnya dengan memperbanyak sel darah putih sehingga
konsentrasi darah putih akan meningkat dari kadar normal. Sedangkan
penghitungan komposisi sel darah putih dapat digunakan untuk diagnosa awal
serangan penyakit ikan dengan hipotesa sebagai berikut :
Apabila terdapat banyak lymposit dan monosit maka dicurigai ikan tersebut terinfeksi
virus;
Apabila terdapat banyak eosinofil ikan dicurigai terinfeksi parasit;
Apabila terdapat banyak netrofil ikan dicurigai terinfeksi bakteri;
Apabila terdapat banyak basofil ikan dicurigai terinfeksi jamur (Malole, 2006).
Darah adalah
jaringan yang tersusun dari sel-sel yang disirkulasikan dalam bentuk medium
cair, plasma dan pada beberapa invetrebrata disebut haemolymph. Darah berfungsi
mendistribusikan oksigen, sari makanan dan sisa-sisa produk buangan (eksetori) ke
seluruh, antar dan dari jaringan-jaringan dan organ tubuh. Darah disirkulasikan
oleh aktivitas otot-otot dipembuluh darah dan jantung (Murwantoko, 2007). Sel
darah terdiri dari dua komponen utama yaitu sel darah merah dan sel darah
putih.
Sel
darah merah
Sel darah merah atau
erithrosit merupakan sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen warna haemoglobin
(protein berpigmen merah). Erithrosit bertugas untuk mendistribusikan gas-gas
terutama oksigen ke seluruh bagian tubuh. Molekul oxygen dibawa dalam molekul haemoglobin
dalam sel. Haemoglobin adalah sebuah protein besar yang terdiri dari 4 sub unit
protein yang lebih kecil yaitu dua rantai alpha dan dua rantai beta yang
dihubungkan dengan 4 cincin haeme dan satu atom Fe yang meng- hubungkan keempat
cincin haeme. Masing-masing sub unit protein tersebut bertugas membawa satu molekul
oksigen. Erithrosit pada ikan terdiri dari dua kelompok yaitu erithrosit yang
sudah matang (mature erythrocyte) yang berbentuk memanjang, bulat panjang atau
oval dengan inti terletak di tengah dan erithrosit yang belum matang (immature
eryhtrocyte) biasa juga disebut polychromatocytes yang berbentuk lebih
membulat, dengan inti sel yang lebih besar.
Jumlah
erithrosit pada ikan sangat bervariasi tergantung pada species dan kondisi
kesehatan ikan dalam species tersebut, sebagai contoh pada ikan Rainbouw Trout
(Oncorhynchus mykiss) jumlah
erithrosit berkisar antara 0.77 hingga 1.58 x 106 sel /mm3.
Sedangkan komposisi erithrosit dalam darah ikan Sea Bass (Dicentrarchus labrax) adalah sebanyak 96.5%, pada ikan White Bream
(Diplodus sargus) sebanyak 96.5% dan pada
ikan Saupe (Sarpa salpa) sebanyak
98%.
Ukuran erithrosit
bervariasi antara 10-15μm atau 8-12 μm dengan jumlah sel yang immatur relatif sedikit
dibanding sel yang mature. Leukosit ikan merupakan bagian dari sistim
pertahanan tubuh yang bersifat non spesifik. Leukosit beredar dalam berbagai
tipe di saluran darah. Leukosit beredar lebih sedikit jumlahnya dibanding sel
darah merah, namun dalam keadaan infeksi bakteri, netrofil akan meningkat
dengan hebat. Sedangkan pada infeksi viral jumlah netrofil menurun dan limposit
meningkat. Menurut Blaxhall (1972 dalam
Hendriyanto, 2007) Perubahan nilai leukosit dan hitungan jenis leukosit dapat
dijadikan indikator adanya penyakit infeksi tertentu yang terjadi pada ikan.
Leukosit umumnya terdapat dalam aliran darah biasa dikelompokkan menjadi
granulosit dan agranulosit Granulosit ditandai dengan adanya granula yang khas
dalam sitoplasmanya.
Berdasarkan
reaksinya terhadap pewarnaan, terdapat tiga jenis granulosit yaitu : netrofil,
eosinofil dan basofil. Netrofil granularnya halus dan bening (tidak menyerap
warna). Eosinofil granularnya kasar berwarna merah (menyerap warna asam) dan basofil
granular agak lebih halus dari eosinofil warna biru (menyerap basa). Granulosit
pada ikan berbeda dengan mamalia. Tiap spesies ikan menunjukkan variasi bentuk
dan reaksi pewarnaan sehingga sampai saat ini belum dapat ditetapkan nomenklaturnya.
Namun berdasarkan morfologi dan kesamaan fungsinya dengan mamalia, granulosit ikan
masih digolongkan menjadi neutrofil, eosinofil & basofil.
Sedangkan
agranulosit meliputi limfosit dan monosit. Limfosit intinya lebih besar
dibandingkan dengan sisa sitoplasmanya adalah limfosit besar sedangkan limfosit
kecil intinya kecil daripada sisa sitoplasmanya dan untuk monosit ukurannya
relatif lebih besar dan intinya tunggal seperti kacang. Limfosit yang intinya
lebih besar dibandingkan dengan sisa sitoplasmanya adalah limfosit besar,
sedangkan limfosit kecil intinya kecil daripada sisa sitoplasmanya (VI-3-9).
Lymposit
merupakan sel-sel respon pertahanan tubuh terpenting pada ikan dan
diklasifikasikan dalam 2 sub-klas yaitu Sel T dan Sel B. Sel B mempunyai kemampuan
untuk bertranformasi menjadi sel plasma yaitu sel yang memproduksi antibodi.
Sedangkan sel T sangat berperan dalam mengontrol respon imun. Monosit ukurannya
relatif lebih besar dan intinya tunggal seperti kacang (VI-3-11). Monosit
berperan penting sebagai fagosit utama yang menghancurkan patogen.
Penghitungan
jumlah sel darah dan differensiasi leukosit
Penghitungan
jumlah sel darah dilakukan pada kamar hitung Neubaeur dengan menggunakan cairan
pengencer Hayem untuk sel darah merah dan Turk untuk sel darah putih yang
dihitung dengan. Darah ikan diambil dengan spuit yang telah diberi antikoagulan,
kemudian dihisap dengan pipet pengencer sampai ke batas tera (0,5). Tambahkan
cairan pengencer Hayem atau Turk kemudian hisap sampai batas tera 101 untuk sel
darah merah dan 11 untuk sel darah putih. Homogenkan cairan dalam pipet dengan cara
membuat gerakan bolak balik seperempat lingkaran atau gerakan angka delapan,
posisi pipet mandatar. Kemudian teteskan cairan ke ujung kaca penutup pada
kamar hitung, biarkan sampai sel darah mengendap dengan sempurna dan lihat di
mikroskop.
Penghitungan
dapat dilakukan apabila penebaran sel telah merata. Sel darah merah dihitung
pada kotak-kotak yang terdapat ditengah kamar hitung, yaitu pada empat kotak
pojok dan kotak tengah sedangkan sel darah putih dihitung pada 4 x 16 kotak
yang terdapat di empat sudut kamar hitung. Hasil Penghitungan Akhir (HPA)
jumlah sel darah merah : n x 10.000 dihitung sebagai jumlah per ml3.
sedangkan HPA sel darah putih n x 40 dihitung sebagai jumlah per ml3.
Untuk melakukan
differensiasi leukosit digunakan metoda preparat ulas darah dan diberi pewarnaan
giemsa. Darah dengan atau tanpa antikoagulan diteteskan di atas objek glass, kemudian
diratakan dengan menggunakan ujung objek glass lainnya ke sepanjang permukaan objek
glass dan biarkan kering. Fiksasi pada methanol selama 5 menit dan biarkan
kering, kemudian rendam dalam giemsa 10% selama 30-60 menit, angkat dan
keringkan. Cuci dengan aquades atau alir mengalir dan keringkan. Tetesi dengan
immersi oil, amati di mikroskop. Masing-masing jenis darah putih dihitung pada
area tepi ulas darah. Penghitungan dilakukan hingga sel darah ke-100. Kemudian masing-masing
darah dipersentasekan.
Hematologi ikan
sebagai metoda diagnosa penyakit memang belum banyak digunakan, namun apabila
dapat dikembangkan akan sangat membantu pelaksanaan tindakan karantina ikan khususnya
tindakan pemeriksaan di laboratorium. Metoda ini dapat diaplikasikan di UPT dan
Satker Karantina Ikan yang masih minim fasilitas sekaligus akan mampu membantu
memecahkan masalah pemeriksaan penyakit ikan pada ikanikan bernilai ekonomis
tinggi yang tidak mungkin dilakukan pembedahan.
Daftar Pustaka
Herlina, T. 2008. Hematologi. InfoKarikan
Vol. 5 No. 1 | April 2008 | 30.