Gambar 1. Contoh selektif breeding ikan laut
(Sumber: http://www.flku.jp)
Selektif
breeding merupakan proses penyeleksian indukan
ikan terbaik yang sudah dikembangbiakkan sebelumnya agar dapat menurunkan
“strain” tertentu pada anakannya. Dalam selektif breeding ini karakteristik
yang paling penting dalam budidaya ikan adalah laju pertumbuhan. Parameter
pertumbuhan yang harus diestimasikan adalah heritability, interaksi antara
genotif dan lingkungan dan korelasi genetik dengan karakter-karakter yang lain.
Ada
beberapa jenis seleksi indukan yang digunakan. Jenis seleksi indukan yang sudah
diaplikasikan pada akuakultur yaitu:
Seleksi masal
termodifikasi
Yaitu
dengan cara mengumpulkan ikan-ikan dengan ukuran yang sama pada awal
pertumbuhan, lalu memilih ikan yang akan dipijahkan sesuai dengan performa laju
pertumbuhannya. Teknik ini menghindari variasi fenotip karena perbedaan waktu
pemijahan atau penetasan telur.
Seleksi dalam famili
Yaitu
mencari individu-individu yang memiliki karakteristik lebih baik (laju
pertumbuhan) dari rata-rata nilai karakteristik tersebut pada famii yang sama
dalam satu populasi ikan sejenis. Teknik seleksi ini digunakan untuk
meminimalisasikan masalah-masalah yang muncul karena keterbatasan fasilitas
akuakultur, asynchonus spawning dan inbreeding.
Seleksi terkombinasi
Yaitu
dipilih berdasarkan nilai fenotip individu dan nilai fenotip dari famili
mereka. Teknik ini beberapa kali digunakan dalam meningkatkan kualitas indukan
pada akuakultur.
Seleksi secara tidak
langsung
Yaitu
berdasarkan pada perilaku. Perilaku yang kompetitif merupakan faktor yang
paling penting menyebabkan variasi dalam pertumbuhan. Efek dari perilaku ini
akan membaurkan estimasi dari pertumbuhan. Perilaku merupakan faktor lain yang
harus diperhitungkan dalam penyeleksian, terutama pada distribusi pertumbuhan
yang tidak simetris. Namun bagaimanapun korelasi antara “traits” ini harus tetap
diperhitungkan.