Gambar. Ikan terserang limfosistis
Limfosistis merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh sejenis virus.
Penyakit ini dapat menyerang sejumlah besar ikan, akan tetapi serangannya
biasanya terbatas pada jenis‐jenis ikan yang telah mengalami evolusi lanjut,
seperti keluarga cichlid. Penyakit ini tidak menyerang golongan cyprinid maupun
catfish.
Hama penyakit
ikan ini berasal dari nama kista berwarna putih yang menyertai serangan. Kista tersebut
bisa dijumpai secara sendiri‐sendiri (tunggal) ataupun bergerombol
pada permukaan tubuh ikan. Dalam beberapa kasus kistakista ini dapat bergabung membentuk
struktur bertumpuk menyerupai bunga kol.
Virus
limfosistis pada dasarnya akan menyerang sel‐sel ikan sehingga sel
tersebut akan membesar 50 hingga 100.000 kali dari ukuran normalnya. Pada saat
infeksi berlangsung, sel‐sel disekitar sel yang terinfeksi akan
dapat pula terserang dan membesar sehingga akan
membentuk kumpulan sel‐sel berukuran
besar yang mengandung banyak virus dan membentuk bintil berwarna putih.
Dalam
waktu beberapa minggu atau bulan, bintil ini dapat mencapai ukuran 0.5 cm atau
lebih. Kehadiran limfosistis akan sangat mengganggu tampilan ikan. Meskipun
demikian, diketahui jarang mengancam kehidupan ikan dan sering hilang dengan sendirinya.
Tanda-tanda Penyakit
Infeksi
penyakit pada umumnya diawali dengan munculnya bintil kecil berwarna putih,
atau abu‐abu atau kadang‐kadang merah jambu. Muncul terutama pada
bagian sirip. Tidak tertutup kemungkinan mereka muncul di bagian tubuh lainnya.
Pada tahap serangan awal, penyakit ini sangat sering menyerupai serangan white
spot. Bedanya linfosistis akan tumbuh membesar dan jumlahnya tidak akan
sebanyak white spot. Ikan yang terserang limfosistis hampir tidak pernah
menunjukkan kesulitan bernapas, atau meluncur kesana‐sini.
Limfosistis dapat disertai
dengan kehilangan nafsu makan pada ikan yang bersangkutan sehingga tidak jarang
menyebabkan ikan menjadi kurus.
Penyebab
Penyakit
limfosistis disebabkan oleh sejenis iridovirus (kelompok virus DNA). Virus ini memiliki
ukuran 180‐200 mikron sehingga cukup sulit untuk dilihat
dengan menggunakan mikroskop biasa.
Cara
penyebarannya tidak diketahui dengan pasti. Kemungkinan adalah dari
"pecahan" bintil yang kemudian menyebabkan
tersebarnya virus. Virus yang terbebas kemudian akan masuk dan menghuni air
selama beberapa hari dan selanjutnya dapat memasuki tubuh ikan melalui kulit
yang terluka. Infeksi melalui mulut juga diduga mungkin terjadi.
Stress dan
kondisi lingkungan yang buruk diketahui dapat menjadi pemicu serangan, atau memicu
virus yang mungkin sebelumnya dorman dalam tubuh ikan.
Infeksi
limfosistis sering menyerang ikan‐ ikan yang yang diberi pewarna artifisial. terutama pada famili Chandidae.
Meskipun demikian, belum diketahui secara pasti apakah hal ini disebabkan oleh
stress yang ditumbulkan pada saat injeksi dilakukan atau akibat kontaminan pada
jarum suntik yang digunakan.:
Pencegahan dan Penanganan
Sejauh
ini belum diketahui pengobatan yang tepat unuk mengatasi limfosistis. Meskipun
demikian, penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya dan jarang berakibat
fatal. Ikan yang terserang harus diiolasi untuk mncegah terjadinya penularan, sampai
penyakit tersebut hilang. Ikan yang terserang biasanya akan menjadi kebal
sehingga tidak akan terinfeksi kembali. Ikan harus tetap dikarantina hingga
sekitar 2 bulan setelah panyakit hilang dari ikan yang bersangkutan.
Operasi
kecil bisa saja dilakukan. Akan tetapi biasanya tidak diperlukan sehingga tidak
terlalu direkomendasikan, terutama akibat stress yang mungkin dialami oleh ikan
yang bersangkutan akibat operasi tersebut. Kecuali apabila ukuran dan posisi
bintil tersebut sangat mengganggu aktifitas ikan yang terinfeksi.
Satu‐satunya cara agar limfosists tidak
sampai menyerang ikan adalah dengan melakukan karantina yang memadai. Penyakit
ini biasanya baru terlihat 10 hari hingga 2 bulan setelah infeksi. Meskipun
demikian, karantina bagi limfosistis tidak perlu dilakukan pada ikan‐ikan yang tidak dapat terserang seperti
ikan dari famili Cyprinid. Ikan‐ikan yang
telah mengalami kontak dengan ikan terinfeksi disarankan untuk dikarantina selama
2 bulan, sampai dipastikan bahwa infeksi tidak terjadi.
Sumber :
InfoKarikan. Penyakit Ikan: Limfositis. Vol. 5 No. 2
| Agustus 2008 | 39.