Gambar. Rantai Makanan
(sumber: http://www.hijauku.com)
Elemen-elemen metalik (logam) secara
alami berasal dari pelapukan batuan-batuan bumi, dan ikan merupakan salah satu
mahluk hidup yang terkena dampak langsung proses alami ini. Masuknya elemen-elemen
atau ion-ionl ogam berat ke badan air khususnya dalam konsentrasi yang sangat
tinggi semakin diperparah oleh kegiatan industri.
Pencemaran tanah
dan perairan oleh komponen logam berat dapat menyebabkan terjadinya toksemia (keracunan)
pada ikan yang mungkin menyebabkan kematian seketika, akumulasi biologis,
keracunan kronis dan perubahan-perubahan fungsi fisiologis yang akan mengurangi
kemanpuan ikan dalam bertahan hidup. Keracunan secara kronis dapat
mengakibatkan menurunnya kemampuan bereproduksi, malformasi bentuk tubuh, ketidakmampuan
untuk menghindari predasi serta rentan terhadap serangan penyakit-penyakit
berbahaya. Data-data mengenai dampak logam berat terhadap ikan dapat dilihat
pada Tabel 1.
Logam-logam yang
terlarut di dalamair memiliki beberapa bentuk kimiawi, ada yang bersifat racun
dan ada yang tidak. Tingkat asam/basa (pH) air merupakan faktor yang sangat
berperan mengarahkan apakan bentuk kimiawi logam
terlarut tersebut beracun atau tidak. Pada pH yang tinggi, beberapa logam akan
berbentuk hidrosida atau karbonat yang relatif sukar terlarut.
Senyawa-senyawa
ini cenderung terpresipati atau tetap berbentuk partikulat-partikulat yang
tidak beracun yang terlarut dalam air. Sebagian logam-logam lainnya cenderung
akan berbentuk komponen yang mudah terlarut dalam pH yangt inggi.
Sumber Logam Beracun
Sumber-sumber
logam beracun pada perairan dapat berasal dari proses alamiah maupun akibat
kegiatan manusia seperti pembuangan limbah industri atau pertambangan ke
perairan terbuka. Terkadang sumber pencemaran logam beracun hanya berasal dari
satu lokasi, tapi karena adanya pergerakan air sepanjang alur sungai atau arus
dari satu perairan keperairan lainnya dapat menyebabkan meluaskan lokasi
perairan yang tercemar.
Di
beberapa perairan dengan tingkat pencemaran logam berbahaya yang tinggi, kadang-kadang
ditemukanlokasi perairan yang sama sekali tidak ditemukan kehidupan hewan-hewan
akuatik atau ikan. Perairan-perairan yang dekat dengan lokasi pertambangan,
hunian yang padat serta pengolahan minyak bumi umumnya memiliki tingkat
konsentrasi logam berbahaya yang tinggi diperairan sekitarnya.
Logam-logam
berbahaya yang dibuang oleh industri dapat langsung masuk ke badan air atau
yang berbentuk senyawa gas-gas dapat masuk keperairan melalui interaksi antara
air udara atau melalui run-off air permukaan akibat hujan.
Prosedur Diagnosis
Logam-logam
beracun dapat menyebabkan kematian atau efek-efek sublethal
terhadap ikan. Banyak senyawa atau ion logam-logam beracun yang terakumulasi di
dalam tubuh ikan terutama pada organ hati, ginjal, insang, jantung, limpa dan
tulang. Bila diamati dengan menggunakan miskroskop, akan terlihat
perubahan-perubahan patologis pada organ-organ tersebut apabila sampel ikan
yang diperiksa merupakan ikan yang terpapar oleh logam-logam beracun. Analisis
kuantitatif terhadap akumulasi kandungan logam-logam beracun pada tubuh ikan
juga diperlukan untuk kegiatan diagnosis.
Selain
itu, diperlukan juga analisis terhadap kondisi perairan terutama sedimen dasar
perairan dan organisme yang merupakan sumber makanan bagiikan tersebut. Efek-efek
sublethal (tidak sampai mematikan) akibat keracunan logam lebih sulit untuk di
diagnosis. Akumulasi logam-logam berbahaya pada jaringan tubuh ikan mungkin
telah mencapai batas berbahaya tetapi belum menyebabkan kematian pada ikan.
Kemampuan
bereproduksi mungkin menurun tetapi tidak hilang sama sekali. Gejala-gejala
sublethal yang akan timbulcenderung mirip dengan gejala
penyakit akibat malnutrisi. Melalui pengujian histopatologi akan terlihat
degeneratif yang parah pada jaringan tubuh dan organ-organ vital ikan yang
berbeda dengan gejala keracunan yang disebabkan oleh faktor lain.
Nilai-nilai
kimiawi darah dari hasil uji hematologis mungkin akan rendah tetapi masih dalam
ketagori normal. Analisis enzimatik juga cenderung menghasilkan hasil yang
serupa, yaitu terjadi penurunan akrifiktas enzim-enzim tertentu tepai masih
dalam batas yang normal. Kadang-kadang pengujian kondisi lingkungan perairan
diperlukan untuk memastikan diagnosis ini.
Analisa kualitas
air untuk menguji komponen-komponen logam berbahaya sangat penting untuk
mengetahui secara kuantitatif tingkat toksisitas logam berbahaya terhadap ikan.
Hubungan antara kesadahan air dan pH terhadap tingkat toksisitas telah banyak dipelajari
dan dipublikasikan. Selain itu perlu juga dilakukan pengujian terhadap pengaruh
faktor-faktor kualitas air lainnya seperti alkalinitas, kandungan
bahan/material terlarut danlain-lainnya.
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi logam terhadap perikanan
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi logam terhadap perikanan
No.
|
Jenis
Logam
|
TLm
(ppm)
|
Konsentrasi
Aman (ppm)
|
Keterangan
|
1
|
Alumunium
|
0,3 (24 Jam)
|
≤ 0,1
|
Tingkat
kelarutan maksimum 0,05 mg/L pada pH 7; 5 mg/L pada pH 9
|
2
|
Arsenik
Sebagai
arsenite
|
1,1 – 2,2 (48 jam)
14,1 – 14,4
|
≤ 0,7
|
Terkonsentrasi dalam rantai makanan
|
3
|
Cadmium
|
0,01 – 10,0
|
≤ 0,001
|
Tergantung
pada kesadahan air, faktor lingkungan dan spesies ikan
|
4
|
Chromiun
|
5,0 – 118,0 (96 Jam)
|
≤ 0,05
|
Tergantung
pada kualitas air, derajat ikan kovalen (hexavalent atau trivalent) dan jenis
senyawa
|
5
|
Tembaga (Copper)
|
3.0 – 7,0 (48 jam)
|
≤ 0,015
|
Tergantung
pada kesadahan air, sinergitas dengan senyawa lainnya di dalam air dan
spesies ikan
|
6
|
Besi (Iron)
|
0,1 – 10,0 (24 – 48
jam)
|
≤ 0,03
|
Tingkat
kelarutan besi tergantung pada pH; besi dalam bentuk hidrosida dapat terserap
oleh insang dan menyebabkan gangguan penyerapan oksigen pada pH 7 atau lebih
tinggi; Tingkat toksisitas tergantung pada kesadahan air.
|
7
|
Timbal (Lead)
|
1,0 – 7,0 pada ’soft water’,
400+ pada ’hard water’ (96
Jam)
|
≤ 0,03
|
Tingkat
kelarutan tergantung pada pH; toksisitas tergantung pada kesadahan air.
|
8
|
Mangan (manganese)
|
2,2 – 4,1 (24 jam)
|
-
|
Bentuk
permanganat lebih beracun dibandingkan bentuk lainnya; senyawa mangan
bersifat tidak stabil dan terpresipitasi sebagai oksida pada pH lebih dari
7,5
|
9
|
Merkuri
|
1,0
|
0,0005
|
Akumulasi
biologis pada tubuh ikan sebesar 0,5 mgc Hg setiap gram berat tubuh ikan
|
10
|
Nikel
|
5 – 43 (96 jam)
|
≤ 0,03
|
Toksisitas
tergantung pada kesadahan air
|
11
|
Perak
Sebagai
sulfida +
Thiosulfat
komplek
|
0,004 – 0,2
280 – 360 (96 jam)
|
0,0001 – 0,0005
16 – 35
|
Toksisitas
tergantung pada kandungan bahan-bahan organik di air, bentuk senyawa perak
dan lainnya.
|
12
|
Uranium
|
2,8 – 135,0 (96 jam)
|
-
|
Toksisitas
tergantung pada kesadahan air
|
13
|
Zinc
|
0,87 – 33,0 (96 jam)
|
≤ 0,05
|
Toksisitas
tergantung pada kesadahan air dan komponen logam lainnya dalam air.
|
Keterangan:
TLm=Nilai tengah (median) batas toleransi dimana 50% individu
dapat bertahan hidup dalam air yang terdapat logam berbahaya dalam konsentrasi
tertentu dan untuk waktu pemaparan yang tertentu pula.
Sumber:
Kusbiandany, S. 2008.InfoKarikan
Vol. 5 No. 1 | April 2008 | 30.