Jumat, 11 Januari 2013

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DARAH IKAN

Teknik pengambilan sampel darah pada ikan meliputi beberapa cara, yaitu :
a. Teknik Severing Caudal Peduncle (Melalui bagian ekor),
b. Teknik Puncturing the Caudal Vessel (Punksi pembuluh darah bagian caudal),
c. Teknik Cardiac Puncture (Punksi jantung), dan
d. Teknik Punctie Aorta bagian Dorsal.
Keempat teknik di atas adalah teknik yang umum digunakan. Tetapi ada beberapa teknik baru yang masih jarang digunakan, yaitu : Punctie Vena Cardinale (duct of Cuvier) dan Canulisasi melalui insang ikan yang memerlukan prosedur pembedahan.

I. Teknik Severing Caudal Peduncle
Teknik ini digunakan untuk pengambilan sampel darah ikan berukuran kecil (< 10 cm). Teknik ini sebenarnya kurang begitu efektif karena koagulasi cenderung lebih cepat terjadi, tetapi teknik ini masih merupakan satu-satunya teknik yang dipakai untuk pengambilan sampel darah ikan ukuran kecil (< 10 cm) dimana pembuluh darahnya sangat kecil dan volume darahnya sedikit. Prosedur Pelaksanaan:
1. Ikan dibunuh dengan menggunakan larutan anastesi
2. Kemudian ikan dipotong dorsoventral
3. Gunakan tisue absorbent untuk menghilangkan lendir dan airnya
4. Setelah itu ambil darah dengan pipet mikrohematokrit yang berisi larutan heparin

Gambar 1. Teknik severing caudal penduncle

II. Teknik Puncturing the Caudal Vessel (Pembuluh darah Bagian Caudal)
Teknik ini biasa dipakai untuk pengambilan sampel darah ikan berukuran besar (> 10 cm). Teknik ini mempunyai kelebihan yaitu bisa dipergunakan berulang pada satu ikan, dengan menggunakan teknik ini dari seekor ikan degan berat 200 gr dapat diperoleh darah sebanyak 0,5 -1 ml dalam setiap minggunya tanpa mengakibatkan kelemahan dan kematian pada ikan. Prosedur Pelaksanaan:
1. Ikan dibius dengan menggunakan larutan anastesi
2. Siapkan spuit insulin lengkap dengan jarumnya, hisap larutan heparin sampai memenuhi seluruh dinding syringe
3. Kemudian keluarkan tarutan heparin dari spuit, sisakan larutan heparin tersebut sebanyak ± 50 μl di dalam spuit
4. Tusukkan jarum spuit dan jarumnya yang telah berisi larutan heparin pada garis tengah tubuh di belakang sirip anal
5. Masukkan jarum kedalam musculus sampai mencapai tulang belakang (columna spinalis)
6. Pastikan tidak ada gelembung air yang masuk dalam spuit, kemudian tarik perlahan-lahan sampai darah masuk kedalam spuit
Prosedur ini memerlukan latihan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

 Gambar 2. Teknik puncturing the caudal vessel

III. Teknik Cardiac Puncture (Punksi jantung)

Teknik ini biasa dipergunakan untuk pengambilan sampel darah ikan berukuran besar (> 10 cm). Prosedur pelaksanaan:
1. Ikan dibius menggunakan larutan anastesi
2. Gunakan spuit insulin dengan jarumnya, hisaplah larutan heparin kedalam spuit sampai memenuhi dinding tabung syringe
3. Kemudian keluarkan larutan heparin dari spuit, sisakan larutan heparin tersebut didalam spuit sebanyak 50 μl
4. Peganglah ikan dengan posisi bagian kepala menghadap keatas
5. Tusukkan atau masukkan jarum spuit yang berisi larutan heparin dengan posisi vertikal pada bagian tengah antara dasar anterior dan sirip bagian pektoral
6. Pastikan tidak ada gelembung air yang masuk dalam spuit, kemudian tarik perlahan-lahan sampai darah masuk kedalam spuit
Anastesi pada Ikan:
Anastesi pada ikan dilakukan dengan merendam atau memasukkan ikan kedalam tempat yang berisi larutan anastesi, bahan yang digunakan untuk anastesi pada ikan air tawar dan ikan air laut adalah sebagai berikut :
1. Untuk ikan Air tawar (freshwater fish) anastesi yang paling sering digunakan adalah : Tricane Methane Sulfonate (MS-222), Benzocain dan quinaldine
2. Sedangkan untuk ikan air taut (marine fish) anastesi yang sering digunakan adalah Ethylenglycol-monophenyleter.

Gambar 3. Teknik cardiac puncture

IV. Teknik Punctie Aorta bagian Dorsal
Prosedur Pelaksanaan :
1. Bius ikan dengan larutan anastesi
2. Dengan menggunakan spuit insulin, hisap larutan heparin sampai memenuhi seluruh dinding syringe
3. Keluarkan larutan heparin dari spuit. Sisakan sebanyak ± 50 μl dalam spuit
4. Tusukkan jarum atau spuit yang mengandung larutan heparin sepanjang garis tengah tubuh ikan sampai mencapai tulang belakang (columna spinalis)
5. Pastikan tidak ada gelembung air yang masuk dalam spuit. Kemudian tarik perlahan-lahan sampai darah masuk kedalam spuit

Sumber: Bijanti, R. 2005. Hematologi Ikan. Fakultas Kedokteran Hewan : Universitas Airlangga Surabaya.